Rabu, 23 November 2011


Membentuk Mental Wirausaha
Membentuk jiwa wirausaha tidaklah mudah. Hal ini dikarenakan mental wirausaha harus dipupuk sejak dini, sejak usia masih kanak-kanak[1]. Mendidik mental wirausaha memerlukan proses yang cukup panjang dan berliku. Oleh karenanya, jumlah wirausaha amatlah sedikit dibandingkan jumlah orang yang ingin menjadi pekerja.
Kemandirian harus dipupuk sejak dini agar siswa tidak terus menerus bergantung dengan keadaan, orang-orang di sekitarnya bahkan kepada orang tuanya kelak. Kemandirian memiliki implikasi positif, yaitu bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya sehingga setiap pengambilan keputusan dilakukan secara hati-hati dan menyadari secara penuh mengenai akibat-akibat yang mungkin ditimbulkannya.
Saat ini semakin banyak orang yang kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan. Belum lagi angkatan kerja baru yang setiap tahun tercipta. Sementara saat ini jumlah pekerjaan semakin berkurang. Akibatnya, kini banyak pengangguran.  Data Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2010 sebagaimana dirilis oleh Pikiran Rakyat Online (28/2), dimana Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Agustus 2010 mencapai 7,14 persen, (8,32 Juta orang dengan angkatan kerja sebesar 116,53 juta jiwa). Angka ini menurun dibanding TPT Februari 2010 yang sebesar 7,41 persen dan TPT Agustus 2009 yang sebesar 7,87 persen.
Untuk mengatasi masalah pengangguran, tidak bisa diselesaikan dalam waktu yang relatif singkat, sementara dan tambal sulam. Diperlukan penanganan yang terencana, sistematis dan memerlukan waktu yang cukup panjang dan dituntut keterlibatan semua pihak. Salah satu solusinya adalah meningkatkan jumlah wirausaha, yang disamping akan memberinya pekerjaan untuk dirinya juga memberikan peluang kerja kepada orang lain.
Kreatifitas dan Inovasi sebagai Modal Utama Wirausaha
Kreatifitas dan inovasi merupakah ruh dari wirausaha. Kreatifitas dan inovasi merupakan dua hal yang berbeda tetapi saling melengkapi satu sama lain.
Menurut Zimmerer dkk (2009) kreatifitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam melihat masalah dan peluang. Sedangkan inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan solusi kreatif terhadap masalah dan peluang untuk meningkatkan atau untuk memperkaya kehidupan orang-orang.
Untuk memenangkan persaingan, seorang wirausahawan harus memiliki kreativitas dan inovasi yang tinggi. Faif Yusuf (2008) dalam bukunya Rahasia Jadi Entrepreneur Muda : Kumpulan Kisah para Pengusaha Muda yang Sukses Berbisnis dari Nol mengatakan bahwa keberhasilan berwirausaha tidaklah semata-mata dinilai dari seberapa berhasil seseorang mengumpulkan kekayaan semata. Kewirausahaan lebih melihat bagaimana seseorang bisa membentuk, mendirikan, dan menjalankan usaha dari sesuatu yang sebelumnya belum terbentuk atau belum berjalan. 


[1] Zakiyudin, Ais. 2011. Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan Sejak Dini sebagai Solusi Menciptakan Lapangan Kerja. Jurnal Perspektif Vol.IX No.1 Maret 2011.

3 komentar:

  1. Saya setuju banget pa ais...

    BalasHapus
  2. memang, jiwa wirausaha harus dimunculkan oleh semua pihak yang berkepentingan, yaitu orang tua dan sekolah. Ada gak ya sekolah yang mengkhususkan diri mencetak wirausaha sejak dini?

    BalasHapus
  3. menginspirasi sekali ya tulisan pak ais ini...

    BalasHapus

Silakan Anda masukan komentar, Insya Allah akan menjadi masukan berharga bagi kita semua...