Membentuk Mental Wirausaha
Membentuk jiwa wirausaha tidaklah
mudah. Hal ini dikarenakan mental wirausaha harus dipupuk sejak dini, sejak
usia masih kanak-kanak[1].
Mendidik mental wirausaha memerlukan proses yang cukup panjang dan berliku.
Oleh karenanya, jumlah wirausaha amatlah sedikit dibandingkan jumlah orang yang
ingin menjadi pekerja.
Kemandirian harus dipupuk
sejak dini agar siswa tidak terus menerus bergantung dengan keadaan,
orang-orang di sekitarnya bahkan kepada orang tuanya kelak. Kemandirian
memiliki implikasi positif, yaitu bertanggung jawab terhadap apa yang
dilakukannya sehingga setiap pengambilan keputusan dilakukan secara hati-hati
dan menyadari secara penuh mengenai akibat-akibat yang mungkin ditimbulkannya.
Saat ini semakin banyak
orang yang kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan. Belum lagi
angkatan kerja baru yang setiap tahun tercipta. Sementara saat ini jumlah
pekerjaan semakin berkurang. Akibatnya, kini banyak pengangguran. Data Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus
2010 sebagaimana dirilis oleh Pikiran Rakyat Online (28/2), dimana Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Agustus 2010 mencapai 7,14 persen,
(8,32 Juta orang dengan angkatan kerja sebesar 116,53 juta jiwa). Angka ini
menurun dibanding TPT Februari 2010 yang sebesar 7,41 persen dan TPT Agustus
2009 yang sebesar 7,87 persen.
Untuk mengatasi masalah pengangguran,
tidak bisa diselesaikan dalam waktu yang relatif singkat, sementara dan tambal
sulam. Diperlukan penanganan yang terencana, sistematis dan memerlukan waktu
yang cukup panjang dan dituntut keterlibatan semua pihak. Salah satu solusinya
adalah meningkatkan jumlah wirausaha, yang disamping akan memberinya pekerjaan
untuk dirinya juga memberikan peluang kerja kepada orang lain.
Kreatifitas dan Inovasi sebagai
Modal Utama Wirausaha
Kreatifitas dan inovasi merupakah ruh
dari wirausaha. Kreatifitas dan inovasi merupakan dua hal yang berbeda tetapi
saling melengkapi satu sama lain.
Menurut Zimmerer dkk
(2009) kreatifitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk
menemukan cara-cara baru dalam melihat masalah dan peluang. Sedangkan inovasi
adalah kemampuan untuk menerapkan solusi kreatif terhadap masalah dan peluang
untuk meningkatkan atau untuk memperkaya kehidupan orang-orang.
Untuk memenangkan persaingan, seorang wirausahawan harus
memiliki kreativitas dan inovasi yang tinggi. Faif Yusuf (2008) dalam bukunya Rahasia Jadi Entrepreneur Muda : Kumpulan
Kisah para Pengusaha Muda yang Sukses Berbisnis dari Nol mengatakan bahwa
keberhasilan berwirausaha tidaklah semata-mata dinilai dari seberapa berhasil
seseorang mengumpulkan kekayaan semata. Kewirausahaan lebih melihat bagaimana
seseorang bisa membentuk, mendirikan, dan menjalankan usaha dari sesuatu yang
sebelumnya belum terbentuk atau belum berjalan.
[1] Zakiyudin, Ais. 2011. Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan Sejak Dini sebagai Solusi Menciptakan
Lapangan Kerja. Jurnal Perspektif Vol.IX No.1 Maret 2011.
Saya setuju banget pa ais...
BalasHapusmemang, jiwa wirausaha harus dimunculkan oleh semua pihak yang berkepentingan, yaitu orang tua dan sekolah. Ada gak ya sekolah yang mengkhususkan diri mencetak wirausaha sejak dini?
BalasHapusmenginspirasi sekali ya tulisan pak ais ini...
BalasHapus