Mengembangkan integritas memang
bukan hal yang mudah, apalagi menyingkronkan integritas pribadi, professional,
dan memperkokohnya di lingkungan yang begitu kompleks, penuh godaan dan
kesulitan ini. Kita bisa rasakan sendiri, baik
dalam situasi di komunitas, korporasi, dunia politik, maupun masalah
kemanusiaan, kita akan tertantang untuk mencari keutuhan karakter yang lebih
berharga dari diri kita sendiri.
Selasa, 06 Desember 2011
Kamis, 01 Desember 2011
Kompetensi Wirausaha
Kompetensi yang
harus dimiliki oleh seorang wirausahawan menurut Dan & Bradstreet Business
Credit Service (1993:1) adalah[1] :
1.
Knowing Your Business, yaitu harus mengetahui usaha apa yang akan dilakukan.
Seorang wirausaha harus mengetahui segala sesuatu yang ada hubungannya dengan
usaha atau bisnis yang akan dilakukannya. Misalnya : seorang yang akan
melakukan bisnis perhotelan maka ia harus memiliki pengetahuan tentang
perhotelan. Untuk bisnis pemasaran komputer, ia harus memiliki pengetahuan
mengenai komputer dan lain-lain.
2.
Knowing The Basic Business Management. Yaitu mengetahui dasar-dasar
pengelolaan bisnis, misalnya bagaimana cara merancang usaha, mengorganisasikan
dan mengendalikan perusahaan, termasuk dapat memperhitungkan, memprediksi,
mengadministrasikan dan membukukan kegiatan-kegiatan usaha. Mengetahui
manajemen bisnis berarti memahami kiat, cara, proses dan pengelolaan semua
sumber daya perusahaan secara efektif dan efisien.
3.
Having The Proper Attitude. Yaitu memiliki sikap yang sempurna terhadap usaha yang
dilakukannya. Ia harus bersikap sebagai pedagang, industriawan, pengusaha,
eksekutif yang bersungguh-sungguh dan tidak setengah hati.
4.
Having Adequate Capital. Yaitu memiliki modal yang cukup. Modal tidak saja dalam
bentuk materi, tetapi juga rokhani. Kepercayaan dan keteguhan hati merupakan
modal utama dalam berusaha. Oleh karena itu, harus cukup uang, cukup tenaga,
tempat dan mental.
5.
Managing Finances Effectivelly. Yaitu memiliki kemampuan mengatur atau mengelola keuangan
secara efektif dan efisien, mencari sumber dana dan menggunakannya secara
tepat, serta mengendalikannya secara akurat.
6.
Managing Time Efficiently. Yaitu kemampuan mengatur waktu seefisien mungkin. Mengatur,
menghitung dan menepati waktu sesuai dengan kebutuhannya.
7.
Managing People. Yaitu kemampuan merencanakan, mengatur, mengarahkan, menggerakkan
(memotivasi) dan mengendalikan orang-orang dalam menjalankan perusahaan.
8.
Satisfying Customer by Providing High Quality Product. Yaitu memberi kepuasan kepada
pelanggan dengan cara menyediakan barang dan jasa yang bermutu, bermanfaat dan
memuaskan.
9.
Knowing How to Competence. Yaitu mengetahui strategi/cara bersaing. Wirausaha harus
dapat mengungkapkan kekuatan (strengths),
kelemahan (weaks), peluang (opportunity) dan ancaman (threat) dirinya dan pesaing. Ia harus
menggunakan analisis SWOT baik terhadap dirinya maupun terhadap pesaing.
10. Copying with Regulation and Paperwork. Yaitu membuat aturan atau pedoman
yang jelas dan tertulis.
[1] Budi,
Triton Prawira. 2007. Panduan Sikap dan
Perilaku Entrepreneurship, Kiat Sukses Menjadi Pengusaha, Cetakan I.
Yogyakarta : Tugu Publisher. Hlm.137.
Jumat, 25 November 2011
Wirausaha, Membangun Empati
Di
antara hal yang tidak kalah pentingnya dalam menumbuhkan jiwa kewirausahaan
adlah mengembangkan rasa empati atau kepedulian. Hal ini dikarenakan rasa
empati yang tinggi akan membantu kita menghasilkan karya yang tidak hanya dapat
dinikmati dan menguntungkan diri sendiri tetapi juga dapat dinikmati dan
menguntungkan sesama.

Prof. Philip Kotler, yang dijuluki Bapak Marketing Modern, memberikan
nasihatnya kepada para pebisnis di Indonesia; “Think customers and you’ll be save”. ”Rengkuhlah para pelanggan
Anda supaya bisnis Anda bisa tetap berlangsung baik”. Keunggulan bisnis seperti
itu lebih menjamin kesuksesan dan pasti sulit dibajak pesaing manapun.

Menumbuhkan jiwa kewirausahaan
akan membantu kita menguasai seluruh kemampuan berwirausaha, mulai dari pola
pikir, kemampuan, karakter, serta pengetahuan wirausaha itu sendiri. Oleh sebab
itu, perlulah ditumbuhkan terus jiwa kewirausahaan yang kita miliki, dengan
terus mengembangkan hal-hal yang telah diuraikan di atas. Pastikan di masa
yang akan datang kita menjadi orang yang lebih baik, sukses dalam berwirausaha,
hidup lebih kaya dan bahagia, dan sekaligus berempati tinggi.
Kamis, 24 November 2011
MENUMBUHKAN JIWA ENTREPRENEUR
Kalau kita amati secara seksama,
setidaknya ada tiga anatomi entrepreneur
yakni knowledge
atau pengetahuan, passion
atau keinginan, dan fire atau
semangat. Tiga hal inilah yang harus terus di pupuk dan harus ada di diri
seorang entrepreneur.
Hal tersebut juga yang meyakinkan bahwa tidak ada unsur fisik secara langsung
untuk menghantarkan seseorang di kantor untuk sukses menjadi seorang enterpreneur.
Seorang enterpreneur juga
harus tahan dengan godaan bernama keluh kesah dan harus siap mengevaluasi dan
di evaluasi baik diri maupun kinerjanya.
Untuk menumbuhkan dan
mengasah kemampuan entrepreneurship,
seseorang perlu melakukan sesuatu yang tidak menjadi kebiasaanya selama ini.
Sesuatu yang telah menjadi kebiasaan pasti dapat dilakukan dengan mudah dan
nyaman oleh orang tersebut. Untuk menjadi pribadi yang lebih berkembang dan
berjiwa entrepreneur,
seseorang perlu melakukan hal yang tidak biasa dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan mencoba hal yang
tidak biasa akan menciptakan ide yang semakin kreatif. Selain itu dalam
meningkatkan jiwa wirausaha yang mampu berdaya saing, seseorang harus
berusaha seimbang dalam menyelesaikan masalah karena tidak bisa dipungkiri
pasti terdapat perbedaan pendapat dalam berinteraksi dengan orang lain. Oleh
karenanya, seorang entrepreneur yang
baik akan bisa menempatkan dan menyelesaikan permasalahan tersebut dengan
bijaksana.
Memupuk kemampuan mencetak laba adalah bagian dari upaya-upaya menumbuhkan
jiwa wirausaha. Untuk itu kita harus belajar tentang bagaimana melakukan
pemasaran yang baik dan juga meningkatkan kedisiplinan dalam melakukan
manajemen keuangan. Sebab dalam dunia usaha, keuntungan sekecil apapun sangat penting
untuk memperkuat stabilitas sekaligus untuk melakukan ekspansi usaha.
Menumbuhkan jiwa kewirausahaan dalam diri seseorang juga mencakup bagaimana
menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh dengan selalu memenuhi kebutuhan nutrisi
tubuh, cukup berolahraga dan istirahat. Hal ini diperlukan karena pada tahap
awal berwirausaha membutuhkan energi yang cukup tinggi, ketahanan mental, dan
motivasi yang besar, sehingga sangat membutuhkan kebugaran fisik. Apalagi tentu
saja kita tidak mungkin bisa menikmati hasil usaha, apabila kita sendiri sakit.
Seorang calon wirausaha harus melatih diri untuk menciptakan dan
memperbarui visi serta merencanakan tindakan dan pencapaian, baik untuk jangka
pendek maupun jangka panjang. Kemampuan menciptakan visi akan membuat kita
mampu mengukur tingkat kemajuan, melakukan langkah-langkah perbaikan,
mengurangi hambatan maupun dampak negatif, serta memaksimalkan keuntungan.
Keahlian menciptakan dan memperbarui visi akan sangat kita perlukan jika ingin
usaha yang kita jalankan terus mengalami perkembangan.
Menumbuhkan jiwa kewirausahaan berarti juga harus meningkatkan kemampuan
berorganisasi, yaitu menempatkan orang yang tepat pada posisi yang tepat pula.
Dalam hal ini, dapat dimulai dengan membuat jadwal yang teratur dan disiplin menjalankan
jadwal tersebut dan berteman dengan orang-orang yang memberi inspirasi dan
teladan mulia. Latihan semacam itu potensial menjadikan kita mampu
mengorganisasi usaha dan memastikan usaha terus tumbuh berkembang dan
berekspansi.
Meningkatkan kemampuan berkomunikasi menjadi bagian penting dalam
menumbuhkan jiwa wirausaha. Sebab kemampuan berkomunikasi ini sangat penting
untuk menggali informasi dari target pasar tentang produk atau jasa yang sangat
diinginkan sekaligus untuk menciptakan hubungan dan komunikasi yang baik dengan
pelanggan. Bila kita sudah mampu memenuhi kebutuhan konsumen, lalu menjalin
komunikasi dengan baik, menghargai, dan bersikap sopan terhadap mereka, maka
dengan sendirinya para pelanggan akan selalu setia menggunakan produk atau jasa
kita bahkan ikut mempopulerkan bisnis kita.
Meningkatkan daya kreatifitas merupakan salah satu cara bagaimana menumbuhkan jiwa kewirausahaan, yaitu mengubah sesuatu yang biasa menjadi komoditas yang bernilai tinggi dan mengguncang pasar. Mengembangkan keterampilan dan ilmu pengetahuan dari buku-buku atau sumber informasi lainnya serta aktif memodifikasi bagian-bagian yang diperlukan sangat penting untuk menciptakan terobosan baru untuk produk, iklan, maupun mencari pelanggan. Kreatifitas menjadikan usaha yang kita rintis tidak pernah mengenal krisis.
Rabu, 23 November 2011
Membentuk Mental Wirausaha
Membentuk jiwa wirausaha tidaklah
mudah. Hal ini dikarenakan mental wirausaha harus dipupuk sejak dini, sejak
usia masih kanak-kanak[1].
Mendidik mental wirausaha memerlukan proses yang cukup panjang dan berliku.
Oleh karenanya, jumlah wirausaha amatlah sedikit dibandingkan jumlah orang yang
ingin menjadi pekerja.
Kemandirian harus dipupuk
sejak dini agar siswa tidak terus menerus bergantung dengan keadaan,
orang-orang di sekitarnya bahkan kepada orang tuanya kelak. Kemandirian
memiliki implikasi positif, yaitu bertanggung jawab terhadap apa yang
dilakukannya sehingga setiap pengambilan keputusan dilakukan secara hati-hati
dan menyadari secara penuh mengenai akibat-akibat yang mungkin ditimbulkannya.
Saat ini semakin banyak
orang yang kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan. Belum lagi
angkatan kerja baru yang setiap tahun tercipta. Sementara saat ini jumlah
pekerjaan semakin berkurang. Akibatnya, kini banyak pengangguran. Data Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus
2010 sebagaimana dirilis oleh Pikiran Rakyat Online (28/2), dimana Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Agustus 2010 mencapai 7,14 persen,
(8,32 Juta orang dengan angkatan kerja sebesar 116,53 juta jiwa). Angka ini
menurun dibanding TPT Februari 2010 yang sebesar 7,41 persen dan TPT Agustus
2009 yang sebesar 7,87 persen.
Untuk mengatasi masalah pengangguran,
tidak bisa diselesaikan dalam waktu yang relatif singkat, sementara dan tambal
sulam. Diperlukan penanganan yang terencana, sistematis dan memerlukan waktu
yang cukup panjang dan dituntut keterlibatan semua pihak. Salah satu solusinya
adalah meningkatkan jumlah wirausaha, yang disamping akan memberinya pekerjaan
untuk dirinya juga memberikan peluang kerja kepada orang lain.
Kreatifitas dan Inovasi sebagai
Modal Utama Wirausaha
Kreatifitas dan inovasi merupakah ruh
dari wirausaha. Kreatifitas dan inovasi merupakan dua hal yang berbeda tetapi
saling melengkapi satu sama lain.
Menurut Zimmerer dkk
(2009) kreatifitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk
menemukan cara-cara baru dalam melihat masalah dan peluang. Sedangkan inovasi
adalah kemampuan untuk menerapkan solusi kreatif terhadap masalah dan peluang
untuk meningkatkan atau untuk memperkaya kehidupan orang-orang.
Untuk memenangkan persaingan, seorang wirausahawan harus
memiliki kreativitas dan inovasi yang tinggi. Faif Yusuf (2008) dalam bukunya Rahasia Jadi Entrepreneur Muda : Kumpulan
Kisah para Pengusaha Muda yang Sukses Berbisnis dari Nol mengatakan bahwa
keberhasilan berwirausaha tidaklah semata-mata dinilai dari seberapa berhasil
seseorang mengumpulkan kekayaan semata. Kewirausahaan lebih melihat bagaimana
seseorang bisa membentuk, mendirikan, dan menjalankan usaha dari sesuatu yang
sebelumnya belum terbentuk atau belum berjalan.
[1] Zakiyudin, Ais. 2011. Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan Sejak Dini sebagai Solusi Menciptakan
Lapangan Kerja. Jurnal Perspektif Vol.IX No.1 Maret 2011.
Senin, 15 Agustus 2011
Tentang Wirausaha
Secara esensi, jiwa kewirausahaan sesungguhnya ada pada orang yang menyukai perubahan, pembaharuan, kemajuan dan tantangan apapun pekerjaan atau profesinya. Para wirausahawan merupakan orang yang selalu melakukan usaha-usaha yang kreatif dan inovatif dengan cara mengembangkan ide, memanfaatkan sumber daya yang ada untuk menciptakan peluang-peluang (opportunity) dan perbaikan (preparation) hidup.
Menurut Zimmerer, nilai tambah yang diciptakan oleh para wirausahawan tersebut dengan cara-cara, sebagai berikut (Triton PB, 2007:132) :
· Pengembangan teknologi baru (developing new technology)
· Penemuan pengetahuan baru (discovering new knowledge)
· Perbaikan produk (barang dan jasa) yang sudah ada (improving existing products or services)
· Penemuan cara-cara yang berbeda untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit (finding different ways of providing more goods and services with fewer resources)
Langganan:
Postingan (Atom)